ADAB TIDUR RASULLOH S.A.W
“Adab
tidur sebagaimana teladan Rasulullah SAW, dengan posisi miring ke kanan.
Kuping, pipi, tangan, kaki kanan berada di bawah. Wajah dan badan bagian depan
dihadapkan ke kiblat.”
Amalan
1.
Padamkan Lampu
Rasulullah
SAW bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari, Iapabila kamu akan tidur,
tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana makanan dan minuman.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
2.
Berwudhu
Dari al Barra
bin Azib, Rasululah SAW bersabda, “Jika engkau hendak menuju pembaringanmu,
berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan
badanmu, kemudian ucapkan doa. Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku
hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya
kepadamu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan harap dan cemas
kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang
Engkau utus. Dan, hendaklah kamu jadikan doa tadi sebagai penutup pembicaranmu
malam itu. Maka, jika kamu meninggal malam itu, niscaya kamu meninggal di atas
fitrah.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
3.
Bersih
Rasulullah
SAW bersabda, “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya,
hendaklah mengibaskan kainnya pada tempat tidurnya lebih dulu, karena ia tidak
tahu apa yang ada di atasnya.”. Di riwayat lain, dijelaskan jumlah kibasan yang
dianjurkan sebanyak tiga kali (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
4.
Baring Kanan
Rasulullah
SAW bersabda, “Jika kamu mendatangi
tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu
berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat
lain dijelaskan, apabila tidur Rasulullah SAW meletakkan tangan kanannya di
bawah pipi kanannya. Kalau telah terlelap, tak apa-apa posisi badan berubah.
(HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
5.
Baca Al-Qur’an
`Aisyah
radhiyallahu`anha berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di
tempat tidur setiap malam, beliau mengatupkan kedua telapak tangannya, lalu
kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ‘Qul huwallahu ahad’ (Surat
Al-Ikhlash), ‘Qul a’udzu birobbil falaq’ (Surat Al-Falaq) dan ‘Qul
a’udzu birobbin naas’ (Surat An Naas). Kemudian beliau
mengusapkan kedua telapak tangannya pada anggota tubuh yang mampu dijangkau,
mulai kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian
sebanyak tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 5017)
Diriwayatkan
Abu Hurairah ra, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah
Ayat Al-Kursi, karena dengannya kamu selalu dijaga Allah Ta’ala, dan syaitan
tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi.” Nabi SAW bersabda, “Benar apa yang
dikatakannya, padahal dia itu pendusta. Dia itu syaitan.” (HR. Bukhari No.
3275)
Hudzaifah
berkata, “Apabila Nabi shallallahu `alaihi wasallam hendak tidur, beliau
mengucapkan, Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan namaMu, Ya Allah aku mati
dan aku hidup). Dan, apabila bangun tidur, beliau mengucapkan,
Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji
bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan
kepada-Nyalah tempat kembali.” (HR. Bukhari No. 6324)
“Barangsiapa
membaca dua ayat (Surat Al-Baqarah) itu pada malam hari, maka dua ayat tersebut
telah mencukupkan-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Surat
Al-Kafirun, berdasarkan hadits yang mengisahkan Rasulullah SAW mengajarkan
sahabat Naufal untuk membaca surat Al-Kafirun, sebelum tidur. (HR. Abu Dawud,
Ahmad dan At Tirmidzi)
Surat Al-Mulk
dan As-Sajdah, berdasarkan penjelasan sahabat Jabir bin Abdillah, beliau
berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai beliau
membaca alif lam mim tanzilus sajdah (Surat As-Sajdah) dan Tabarokalladzi
biyadihil mulk (Surat Al-Mulk).” (HR. Al-Bukhari)
Dzikir
menjadi keutamaan kaum mukmin sebelum tidur
Dzikir
Bismikallahumma
amuut wa ahyaa.” (HR. Al-Bukhari)
“Allahumma
qiini `adzabaka yauma tab’atsu i’badak.” (HR. Abu Dawud)
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii
wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa
tahfazha bihi `ibaadakasshaalihiin.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Waktu
Abi Barzah
berkata, “Rasulullah shallallahu `alaihi
wa sallam membenci tidur sebelum Shalat `Isya, dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”
(HR. Al-Bukhari No. 568)
“Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tak suka
begadang setelah Shalat `Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat
malam dan khawatir luput Shalat Shubuh berjamaah. Umar bin Al-Khattab
sampai-sampai memukul orang yang begadang setelah Shalat Isya, beliau
mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir
malam tertidur lelap?”
(Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/278, Asy
Syamilah)
Rasulullah
SAW tidur pada awal malam dan bangun pertengahan malam. Beliau bangun ketika
mendengar kokok ayam jantan dengan memuji Allah dan berdoa. “Segala puji bagi
Allah Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanya
seluruh makhluk kan dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari)
“Barangsiapa bangun malam hari, kemudian
berdoa, tiada illah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu
baginya, milikNyalah segala kerajaan dan pujian, Yang Maha menghidupkan dan
mematikan, di tanganNyalah segenap kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagiNya dan tiada illah yang berhak disembah,
kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya serta upaya melainkan dengan
pertolongan Allah, setelah itu berdoa, Ya Allah ampunilah aku, ataupun doa
selain itu, niscaya dikabulkan doanya. Apabila ia bangkit berwudhu lalu shalat,
maka akan diterima shalatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Makruh
Tidur
1.
Makruh tidur di atas atap terbuka.
Sahabat `Ali bin Syaiban meriwayatkan,
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tak
ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.” (HR. Al-Bukhari)
2.
Makruh tidur posisi telungkup.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
cara berbaring seperti ini (telungkup) adalah cara berbaringnya penghuni
neraka.” (HR. Ibnu Majah)
Firman Allah SWT
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu di waktu malam dan siang
hari, serta usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
(QS. Ar-Rum: 23)
“Dan
karena rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat
pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya (pada siang
hari) serta supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Qashahs: 73)
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk
istirahat.” (QS. An-Naba: 9)
ADAB TIDUR
1.
Tidur di awal malam
Rasulullah صلى الله
عليه وسلم adalah teladan bagi setiap
muslim, maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan
mendapati bahwa tidurya beliau paling sempurna dan paling bermanfaat bagi
tubuh. Beliau tidur diawal malam dan bangun diawal sepertiga malam. Sahabat
mulia Ibnu Abbas pernah bertutur: “Suatu ketika aku pernah bermalam dirumah
bibiku Muimunah untuk melihat bagaimana shalatnya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم , beliau berbincang
sejenak bersama istrinya, kemudian tidur”. 6
2.
Dibencinya tidur sebelum lsya’ dan ngobrol
setelahnya. Berdasarkan hadits:
Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم membenci tidur
sebelum isya’ dan bercakap-cakap setelahnya. 7
Al-Ha zh lbnu Hajar berkata:“Dibencinya
tidur sebelum Isya’ karena dapat melalaikan pelakunya dari shalat Isya’ hingga
keluar waktunya, adapun bercakap-cakap setelahnya, yang tidak ada
manfaatnya-pent, dapat meyebabkan tidur hingga shalat shubuh dan luput dari
shalat malam”. 8
Kemudian Al-Ha zh menegaskan bahwa
larangan bercakap-cakap setetah Isya’ dikhususkan pada percakapan yang tidak
ada manfaat dan kebaikan didalamnya. 9
Adapun percakapan yang bermanfaat maka
tidaklah termasuk dalam larangan ini, sebagaimana diterangkan dalam sebuah
riwayat bahwasanya Nabi bersama Abu Bakar pernah bercakap-cakap hingga larut
malam karena urusan kaum muslimin. 10
3.
Menutup pintu, mematikan api dan lampu
Berdasarkan hadits: Dari Jabir Bin
Abdullah bahwasanya Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda:
“Matikanlah lampu-lampu diwaktu malam
jika kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan
minuman kalian. 11
Juga berdasarkan hadits:
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda: “Janganlah
kalian meninggalkan api yang menyala ketika kalian tidur”. 12
Imam Al-Qurthubi berkata:“Berdasarkan
hadits ini apabila seseorang tidur sendirian sedangkan api masih menyala di
dalam rumahnya hendaklah ia mematikan terlebih dahulu sebelum tidur, demikian
pula apabila di dalam rumah terdapat beberapa orang hendaklah orang yang terakhir
yang melakukannya, maka barang siapa yang meremehkan hal ini sungguh dia telah
menyelisihi sunnah!”. 13
Ibnu Daqiq Al-`Ied berkata:
“Perintah menutup pinto sebelum tidur,
di dalamnya terdapat kebaikan duniawi dan ukhrowi yaitu menjaga diri dan harta
dari orang-orang yang hendak berbuat jahat, terlebih lagi dari syaithon”. 14
Perhatian: Perintah mematikan api dan
lampu sebelum tidur merupakan tindakan preventif sebelum terjadt kebakaran,
apabila aman dan kebakaran -seperti keadaan lampu-lampu masa kini-Pent maka
tidaklah mengapa menghidupkannya. 15
4.
Berwudhu
Berdasarkan hadits: Dari Baro’ Bin ‘Azib
bahwasanya Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda: “Apabila kalian hendak mendatangi
tempat tidur, maka berwudhulah seperti wudhu kalian untuk shalat”. 16 Imam
Nawawi berkata:
“Hadits ini berisi anjuran berwudhu
ketika hendak tidur, apabila seseorang telah mempunyai wudhu maka hal itu telah
mencukupinya, karena maksud dari itu semua adalah tidur dalam keadaan suci
khawatir maut menjemputnya seketika itu, maksud yang lain dengan berwudhu dapat
menjauhkan diri dari gangguan syaithon dan perasaan takut ketika tidur”.
5.
Mengebuti tempat tidur Berdasarkan hadits:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda: “Apabila
salah seorang diantara kalian hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya
dengan ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan
menimpa padanya”.
Faidah hadits:
1. Sunnahnya mengebuti tempat tidur
sebelum tidur.
2. Hendaklah mengebutinya tiga kali.
3. Membaca ‘Bismillah’ ketika
mengebutinya sebagaimana hadits riwayat Muslim
4. Bagi orang yang bangun dari tempat
tidurnya kemudian kembali lagi, maka dianjurkan untuk mengebutinya kembali.
6.
Larangan tidur satu selimut Berdasarkan
hadits:
Dari Abu Said Al-Khudri dari bapaknya
bahwasanya Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda:
“Janganlah pria melihat aurat pria yang
lain dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lain, dan janganlah
pria berkumpul dengan pria lain dalam satu selimut, dan janganlah wanita
berkumpul dengan wanita lain dalam satu selimut”.
7.
Berbaring Kesisi Kanan
Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Adalah Nabi
tidur dengan berbaring kekanan dan beliau meletakkan tangannya yang kanan
dibawah pipinya yang kanan”.
Rasulullah صلى الله
عليه وسلم bersabda:
Apabila kalian hendak mendatangi tempat
tidur, maka berwudhulah seperti wudhu kalian untuk shalat kemudian berbaringlah
kesisi kanan!
Sahabat Mulia Hudzaifah berkata:
“Adalah Nabi apablla tidur beliau meletakkan
tangannya di bawah pipinya”.
Imam Ibnul Jauzy berkata:
“Keadaan tidur seperti ini sebagaimana
ditegaskan oleh pakar kedokteran merupakan keadaan yang paling baik bagi
tubuh”.
8.
Membaca Ayat Al-Qur’an Dianjurkan bagi
setiap orang yang hendak tidur untuk membaca ayat-ayat AI-Qur’an
terlebih dahulu, diantaranya:
1.
Membaca Ayat kursi, berdasarkan hadits tentang
kisah Abu Hurairah yang diajari oleh syaithon ayat kursi kemudian dia berkata:
“Jika engkau membacanya, maka Allah senanriasa akan menjagamu dan syaithon
tidak akan mendekatimu hingga pagi.” 27
2.
Membaca surat Al-lkhlas, AI-Falaq, An-Naas,
berdasarkan hadits A’isyah dia berkata: “Adalah Rasulullah صلى الله عليه
وسلم apabila hendak tidur
beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniupnya seraya membaca surat
Al-lkhlas, Al-Falaq, An-Naas, kemudian beliau mengusapkan kedua telapak
tangan-nya kebagian tubuh yang bisa diusap, dirnulai dari kepala, wajah dan
bagian tubuh lainnya sebanyak tiga kali “. 28
3.
Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah,
berdasarkan hadits: Dari Abu Mas’ud Al Badriyyi bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda: “Dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqarah barang siapa yang membacanya di waktu malam maka
akan mencukupinya”. 29
9.
Membaca Do’a
Banyak sekali do’a sebelum tidur yang
telah diajarkan Nabi dtantaranya: “Yaa Allah dengan menyebut nama-Mu aku mati
dan hidup”. 30
“Yaa Allah… aku berserah diri kepada-Mu,
aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu
karena mengharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan tempat
menyelamatkan kecuali kepada-Mu, Yaa Allah… aku beriman kepada kitabMu yang
telah engkau turunkan dan kepada NabiMu yang telah engkau utus”, maka jika
engkau meninggal pada malam harinya sungguh engkau meniggal dalam keadaan throh
dan jadikanlah do’a tersebut akhir yang engkau ucapkan. 31
Apa yang harus dilakukan jika bermimpi?
Dari Abdullah Bin Abu Qotadah bahwasanya Rasulullah صلى الله
عليه وسلم bersabda:
“Mimpi yang baik adalah dari Allah,
sedangkam mimpi yang buruk dari syaithon, maka apabila salah seoratg diantara
kalian mimpi buruk hendaklah ia meludah kearah kiri dan mohonlah perlindumgan
kepada Allah dari kejelekannya, sesungguhnya hal itu tidak akan
memadhorotinya”. 32
Faidah hadits:
1.
Mimpi ada dua macam: baik dan buruk, mimpi yang
baik adalah dari Allah sedangkan mimpi yang buruk dari syaithon. 33
2.
Apabila bermimpi baik hendaklah ia memuji Allah
dan menceritakannya kepada orang yang menyukai. 34
3.
Sebaiknya apabila bermimpi buruk maka hendaklah
ia memohon perlindungan kepada Allah, kemudian meludah kearah kiri sebanyak
tiga kali, bepindah tempat, shalat dua rakaat dan janganlah ia menceritakan
kepada seorangpun. 35
10. Dibencinya tidur telungkup
Berdasarkan
hadits: Dari Tikhfah Al-Ghifari dia berkata:
Suatu ketika tatkala aku tidur didalam
mesjid, tiba-tiba ada seorang yang menghampiriku, sedangkan aku dalam keadaan
tidur terlungkup, lalu dia membangunkanku dengan kakinya seraya berkala:
“Bangunlah! Ini adalah bentuk tidur yang dibenci Allah, maka akupum mengangkat
kepalaku ternyata beliau adalah Nabi. 36
Berkata Syaroful Haq ‘Azhim Abadi:
“Berdasarkan hadits ini, bahwa tidur
telungkup diatas perut adalah dilarang, dan itu adalah bentuk tidurnya
syaithon”. 37
11. Dibencinya tidur diatas rumah tanpa penutup
Berdasarkan hadits:
![](file:///C:/Users/PAKIDR~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Dari Ali Bin Syaiban bahwasanya
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم
: bersabda: “Barang siapa yang tidur diatas rumah tanpa penutup/penghalang maka
sungguh telah terlepas darinya penjagaan”. 38
12.
Do’a ketika bangun tidur
Ketika bangun dari tidur hendaklah kita
berdo’a:
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setetah sebelumnya mematikan kami
dan hanya kepadaNya kami akan
dibangkitkan “.